Sinar Tani, Jakarta — Badan Pangan dan Pertanian PBB (Food Agriculture Organization/FAO) menilai bahwa implementasi program ekonomi biru dalam pengelolaan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia telah tepat, mendukung kepentingan ekologi, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi negara.
Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengatakan, meskipun pelaksanaannya akan menghadapi banyak tantangan, dirinya meyakini program ekonomi biru dapat menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang maju di masa depan.
FAO akan memberikan dukungan kepada Indonesia melalui berbagai program, termasuk Indonesian Seas Large Marine Ecosystem (ISLME) dan IFish yang saat ini sedang dilaksanakan.
Selain itu, ada program kolaborasi di bidang perikanan tangkap dan budidaya darat, serta tata kelola yang baik di sektor maritim.
Program ekonomi biru sektor kelautan dan perikanan Indonesia diwujudkan dalam lima agenda besar dengan tujuan memastikan pemanfaatan sumber daya perikanan yang bertanggung jawab demi keberlanjutan ekosistem sekitarnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengusulkan lima program ekonomi biru, termasuk perluasan kawasan konservasi laut, penerapan kebijakan penangkapan ikan terstruktur, pembangunan budidaya perikanan yang berkelanjutan di darat, pesisir, dan laut, pengendalian dan pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah plastik di laut.
Selain itu, hilirisasi sektor tersebut juga membutuhkan tata kelola kelautan dan perikanan yang berkelanjutan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menjaga ketahanan pangan.
Lima Komoditas Utama
Dalam upaya mendorong hilirisasi dan digitalisasi pemasaran, KKP telah menetapkan lima komoditas utama produk kelautan dan perikanan (udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan ikan nila/tilapia) yang diyakini akan menjadi kunci keberhasilan hilirisasi.
Selain melimpahnya potensi kelautan dan perikanan, kepastian tata kelola yang berkelanjutan juga menjadi faktor penting untuk menarik investor dalam berinvestasi di dalam negeri. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food, Dirgayuza Setiawan, dalam IMFBF 2024.
Program ekonomi biru disebut-sebut dapat menjadikan Indonesia sebagai pemain besar di bidang kelautan dan perikanan. Langkah ini akan didukung oleh penguatan infrastruktur teknologi, seperti teknologi satelit, drone laut, dan teknologi dalam bidang budidaya perikanan.
Baca juga
Pj Gubernur Sulsel Tinjau TPI Lappa, Siapkan Revitalisasi
Inovasi Pertanian Dorong Pembangunan Ekonomi Lokal dan Kemajuan Daerah
Sinergi KTNA dan Jatam Dorong Kemajuan Pertanian Cilacap