SINAR TANI, Tasikmalaya — Inovasi di sektor pertanian menjadi kunci utama dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempercepat kemajuan daerah menuju masa depan yang lebih sejahtera.
Pertanian dan ekonomi lokal menjadi fokus utama dalam acara Edisi TANI AKUR yang digelar di Tasikmalaya (22/5).
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yang memberikan wawasan mendalam mengenai peran pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor pertanian dalam mendorong kemajuan daerah.
Millennial Agriculture Forum, yang diselenggarakan setiap Rabu, mengundang praktisi dan petani muda untuk membahas usaha di bidang pertanian yang dapat berkontribusi terhadap kemajuan daerah.
Beberapa narasumber yang hadir di antaranya adalah Perencana Ahli Muda BPP, Bank Indonesia, Bank BJB, dan Petani Kopi penerima manfaat program YESS.
Satya Laksana, Perencana Ahli Muda BPP, memaparkan lima hal penting dalam ekosistem pertanian yang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah, yaitu: Pendahuluan, Kondisi Perekonomian Kabupaten Tasikmalaya, Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, Kebijakan Pembangunan Sektor Pertanian, dan Penutup.
Satya menjelaskan, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa.
“Fungsi pemerintah dalam ekonomi mencakup stabilisasi, alokasi, dan distribusi, yang diperhatikan melalui indikator seperti tingkat inflasi, indeks GINI, tingkat pengangguran, dan garis kemiskinan, yang digunakan untuk mengukur sejauh mana progres pembangunan yang telah dilakukan,” ujar Satya.
Dalam konteks ini, Kabupaten Tasikmalaya memiliki sembilan strategi prioritas yang mencakup peningkatan layanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta ketahanan pangan.
Sementara itu, Indah Pratiwi Mursanti, narasumber dari Bank Indonesia, menyoroti pentingnya pengembangan UMKM dan digitalisasi sistem pembayaran. Ia menjelaskan berbagai program yang diluncurkan oleh Bank Indonesia, seperti Program Klaster Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan UMKM, yang bertujuan mendukung sektor pertanian dan keuangan.
Indah juga menjelaskan penerapan sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response Code Indonesia Standar) yang efektif digunakan sejak 1 Januari 2020. Sistem ini menawarkan berbagai manfaat, seperti transaksi yang lebih higienis, cepat, tanpa kontak fisik, serta efisien tanpa biaya pengembalian uang.
Selanjutnya, Mono, narasumber dari Bank BJB, memperkenalkan berbagai skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat digunakan oleh petani dan peternak untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Bank BJB, yang hadir di 14 provinsi, mengusung pola kemitraan dengan pihak ketiga untuk membantu petani dan peternak memperoleh akses ke pembiayaan yang mereka butuhkan.
Terakhir, Dani Muhamad Yasin, seorang narasumber yang berfokus pada sektor kopi, berbagi pengalamannya tentang bagaimana petani milenial dapat memasuki industri kopi, khususnya dalam bidang coffee shop dan barista.
Program YESS telah memberikan dampak positif terhadap produktivitas para petani, termasuk dengan memanfaatkan pemasaran digital untuk mempromosikan produk mereka secara online, membuka peluang pasar yang lebih luas.
Baca juga
Mentan Amran Terharu Raih Penghargaan UNS: Saya Tak Akan Sampai di Sini Tanpa Ibu
Polbangtan Kementan All Out Dampingi Wamentan Cek Pasar Murah di Kota Bogor
Mahasiswa Pertanian Bertemu Mentan Amran: Kami Optimistis Indonesia Bisa Mandiri Pangan!