Sinar Tani, Semarang — Desa Bedono, yang terletak di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, telah ditunjuk oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) melalui Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu pilot proyek “Desa B2SA” (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) sejak tahun 2023. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat di desa tersebut.
Berkat kerjasama erat antara Kelompok Wanita Tani (KWT) “Manunggal Asri” dan Tim Penggerak PKK Desa Bedono, serta bimbingan dari pemerintah desa setempat, Desa Bedono dinilai berhasil mengimplementasikan program “Desa B2SA” oleh Tim Evaluasi Dishanpan Provinsi Jawa Tengah. Keberhasilan ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk TP PKK Provinsi Jawa Tengah.
Pada Rabu (7/8), sebanyak 70 perwakilan TP PKK dari berbagai kabupaten dan kota se-Jawa Tengah yang mengikuti kegiatan “AKUHATINYA PKK” melakukan kunjungan studi ke Desa Bedono. Kedatangan para tamu ini disambut oleh Camat Jambu, Sukamdi, SE, Kepala Desa Bedono, Sunyana, serta TP PKK Kabupaten Semarang dan Kecamatan Jambu.
Para tamu yang mayoritas merupakan pengurus Pokja 3 TP PKK Kabupaten/Kota sangat antusias menyaksikan implementasi program B2SA yang telah terjalin dengan baik di Desa Bedono. Wariyanti, pendamping Pangan Desa B2SA Bedono, menjelaskan bahwa program ini bermula ketika KWT “Manunggal Asri” berhasil meraih peringkat kedua dalam lomba pemanfaatan lahan pekarangan tingkat kabupaten. Prestasi tersebut menjadikan Desa Bedono dinilai layak untuk dikembangkan sebagai Desa B2SA.
Dalam kunjungan tersebut, para peserta studi tur berkesempatan melihat langsung berbagai kegiatan yang ada di Desa Bedono, termasuk “Teras B2SA”, sebuah kebun gizi di pekarangan warga, serta “Gerai B2SA”, kios yang menjual produk dari KWT dan PKK, yang didirikan dengan kerjasama BUMDes. Para tamu juga mengunjungi “Rumah Pangan”, lokasi untuk mengolah hasil panen dari “Teras Pangan” menjadi makanan B2SA yang kemudian diberikan kepada balita, termasuk mereka yang mengalami kekurangan gizi.
Menurut Pendamping Pangan Desa B2SA Bedono, Wariyanti upaya pencegahan stunting di desa Bendono telah menunjukkan hasil positif. “Pada tahun 2023, ketika kegiatan dimulai, terdapat 44 anak yang terindikasi stunting. Pada awal tahun 2024 jumlahnya menurun menjadi 18 anak, dan saat ini tercatat tinggal 11 anak,” ujarnya.
Para perwakilan TP PKK dari daerah lain, seperti Klaten dan Sukoharjo, mengaku mendapat banyak pelajaran berharga dari kunjungan ini dan berencana mengimplementasikan program serupa di wilayah mereka.
“Saya mendapat pelajaran berharga dari kegiatan ini. Dan akan akan mengimplementasi program tersebut di kabupatennya,” ungkap Perwakilan TP PKK Klaten, Parni Kusumawati.
Sependapat dengan Parni, Dewi yang berasal dari TP PKK Sukoharjo juga tersadar, bahwa potensi hasil pekarangan didesa sebenarnya cukup untuk menghindari stunting/kurang gizi. “ Dengan sedikit bantuan stimulan untuk pelatihan meracik dan mengolah pangan B2SA maka tidak perlu lagi menunggu-nunggu bantuan menu dari Puskesmas” ujarnya.
Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dishanpan Jateng, Lucia Sri Winarni, mengungkapkan bahwa pemerintah memberikan berbagai bentuk bantuan stimulan kepada Desa Bedono, mulai dari edukasi hingga akses fisik untuk mendukung program ini.
Yang pertama berupa “ Teras B2SA”, yaitu pembuatan demplot kebun gizi B2SA, yang berisi tanaman umbi, sayuran, buah-buahan dan kolam lele bioflok.
Kemudian yang kedua, bekerjasama dengan BUMDes Bedono dibangun “Gerai B2SA” , dimana para orang tua anak-anak balita dapat berbelanja makanan, sayur dan buah segar hasil dari kegiatan Teras B2SA. Gerai ini mendapat bantuan berupa frezzer, showcase dan rak-rak serta modal kerja.
Kegiatan ke 3 adalah “Rumah Pangan B2SA” , berupa lokasi rumah yang digunakan sebagai pos pengolahan dan pemberian pangan B2SA kepada balita, terutama anak stunting. Bantuan yang disediakan berupa peralatan masak untuk pengolahan pangan, dan dana untuk pemberian makanan B2SA kepada balita.
Untuk mendekatkan pelayanan, lokasi rumah pangan B2SA dibagi pada 3 titik. Pemberian makanan B2SA.. sebanyak seminggu 3 kali selama 3 bulan atau 36 kali selama 3 bulan .
“Ada peningkatan kapasitas, dari ibu-ibu yang tadinya hanya menyediakan makan asal kenyang saja, sekarang makanan ya lebih bervariasi dan memiliki nilai gizi seimbang. Bukan hanya ke kader tapi juga 200 orang warga desa (Bedono) yang termasuk ibu hamil, remaja putri dengan anemia, dan yang memiliki anak balita,” tutur Lucia.
Ia mengatakan, meski bertahap, sosialisasi yang dilakukan kader PKK mulai menuai hasil positif. Ini dilihat dari angka anak stunting yang mulai menunjukkan penurunan di tahun pertama dan kedua.
“Komitmen dari kepala desa juga penting untuk menyokong program ini, sehingga bisa berkelanjutan di tahun tahun selanjutnya, melalui pengalokasian Dana Desa,” imbuh Lucia.Dengan program “Desa B2SA”, Desa Bedono diharapkan dapat terus menjadi contoh yang sukses dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di tingkat desa, serta berkontribusi pada penurunan angka stunting di Jawa Tengah dan Indonesia.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Mentan Amran Terharu Raih Penghargaan UNS: Saya Tak Akan Sampai di Sini Tanpa Ibu
Polbangtan Kementan All Out Dampingi Wamentan Cek Pasar Murah di Kota Bogor
Mahasiswa Pertanian Bertemu Mentan Amran: Kami Optimistis Indonesia Bisa Mandiri Pangan!