5 November 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Kementerian Pertanian Gandeng KPK untuk Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Pemberantasan Korupsi

Sinar Tani, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) kini semakin membuka pintu bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengawasan kinerja di sektor pertanian. Dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi, Kementan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyediakan saluran pengaduan masyarakat.

Inspektur Jenderal Kementan, Setyo Budiyanto, mengungkapkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam sektor pertanian, yang merupakan kebutuhan dasar sehari-hari. “Kami telah menyiapkan Kanal Pengaduan Elektronik bagi Masyarakat atau Kaldu Emas, serta Saluran Informasi Internal Kementan atau Sintan. Ini adalah langkah konkret untuk mendengar suara masyarakat,” ujar Budi dalam konferensi pers, Jumat (4/10).

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam memperkuat program pembangunan pertanian dan mencegah tindakan korupsi. “Kami ingin masyarakat tahu bahwa suara mereka sangat berharga dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas di Kementan,” tambahnya.

Budi juga menjelaskan bahwa kerja sama antara Kementan dan KPK bukan hal baru. KPK telah berperan dalam meminimalisir praktik korupsi yang merugikan petani. “Kami telah berkoordinasi dengan KPK untuk memastikan tidak ada lagi praktik korupsi yang merugikan petani dan pembangunan pertanian,” jelasnya.

Deputi Bidang Informasi dan Data KPK, Eko Marjono, mengapresiasi inovasi Kementan dalam menciptakan kanal pengaduan. “Langkah ini adalah bagian dari penguatan whistleblower system, yang diharapkan bisa diikuti oleh kementerian lain. Sistem ini menjadi deteksi dini untuk mencegah korupsi,” ungkap Eko.

Melalui survei, Eko menambahkan bahwa lebih dari 40% pengaduan terkait kecurangan berasal dari masyarakat, menegaskan pentingnya partisipasi publik. Dengan adanya pengaduan yang terjaga kerahasiaannya, KPK berharap dapat memperkuat upaya pencegahan dan penanganan korupsi di Indonesia.

Reporter : Julian

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini