22 April 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Mahasiswa Pertanian Bertemu Mentan Amran: Kami Optimistis Indonesia Bisa Mandiri Pangan!

Mahasiswa Pertanian Bertemu Mentan Amran: Kami Optimistis Indonesia Bisa Mandiri Pangan!

SINAR TANI, Jakarta — Puluhan mahasiswa pertanian dari berbagai universitas bertemu Mentan Amran. Diskusi memanas, optimisme membara! Mereka yakin, di bawah kepemimpinannya, Indonesia bisa mandiri pangan.

Ruang diskusi di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, terasa berbeda pada Senin (25/2) siang.

Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dari berbagai universitas di Indonesia berkumpul, bukan sekadar untuk berdialog, tetapi juga untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka tentang masa depan pertanian Indonesia.

Di hadapan mereka, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berbicara tegas dan penuh keyakinan, memaparkan strategi besar pemerintah dalam membangun pertanian nasional.

Mahasiswa yang hadir tampak antusias. Mereka tidak hanya menyimak pemaparan Mentan Amran, tetapi juga mengajukan berbagai pertanyaan kritis terkait kebijakan pertanian, ketersediaan pupuk, distribusi hasil panen, hingga peran generasi muda dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Namun, satu hal yang tidak terbantahkan: mereka sepakat bahwa ketegasan Mentan Amran dalam membangun sektor pertanian adalah kunci bagi tercapainya swasembada pangan dan kesejahteraan petani.

Muhammad Tafiqul Siregar, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, menilai kebijakan yang diterapkan Menteri Amran sudah berada di jalur yang benar.

Menurutnya, keberanian dan transparansi dalam kepemimpinan menjadi faktor utama dalam membawa perubahan nyata.

“Beliau cukup tegas dan transparan. Saya percaya, di bawah kepemimpinan Pak Amran, pertanian Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan. Kami, mahasiswa pertanian, tentu sangat mendukung langkah ini,” ujar Tafiqul.

Bagi Tafiqul, pertanian bukan sekadar sektor ekonomi, melainkan juga pondasi bagi ketahanan bangsa.

Ia berharap kebijakan yang diambil tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor pangan.

Baca Juga :  Sektor Lain Lesu, BPS Catat 2024 Ekspor Pertanian Tancap Gas

Senada dengan Tafiqul, Nursolihin, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, menyoroti respons cepat Menteri Amran dalam menyikapi berbagai permasalahan pertanian.

Menurutnya, kepemimpinan yang sigap dan tegas sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan sektor pertanian yang semakin kompleks.

“Beliau sangat tegas dalam menanggapi permasalahan yang ada, khususnya di bidang pertanian. Kami berharap kebijakan swasembada pangan benar-benar bisa menjadi solusi dalam menangani krisis pangan di Indonesia,” katanya.

Dalam diskusi tersebut, mahasiswa dari berbagai daerah juga menyampaikan kondisi pertanian di wilayah mereka.

Gregori, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyoroti tantangan ketahanan pangan di daerahnya yang masih bergantung pada impor bahan pangan dari luar wilayah.

“Sebagai anak NTT, saya berterima kasih karena aspirasi mahasiswa dan masyarakat bisa didengar serta diimplementasikan dalam kebijakan pertanian nasional. Kami berharap ada kebijakan yang lebih berpihak pada petani daerah, terutama dalam hal akses terhadap teknologi dan sarana produksi pertanian,” ujar Gregori.

Alwi Sofyan dari Institut Pertanian STIPER Yogyakarta juga menekankan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tentang produksi, tetapi juga distribusi dan akses yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Dengan program swasembada pangan, lahan-lahan pertanian dioptimalkan, pupuk didistribusikan langsung, dan berbagai langkah lain diambil. Harapan kami, ke depan Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dalam ketahanan pangan,” kata Alwi.

Menanggapi berbagai masukan dari mahasiswa, Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian dengan berbagai kebijakan strategis, termasuk penyediaan pupuk bersubsidi, pembangunan infrastruktur irigasi, serta pemanfaatan teknologi pertanian modern.

Ia juga mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam mendukung program pemerintah dengan menjadi agen perubahan di bidang pertanian.

Baca Juga :  Food Estate Pulang Pisau Panen Raya, Kejar Target 5,5 Ton/Ha

“Saya ingin mahasiswa pertanian ikut terjun ke lapangan, melihat langsung bagaimana pertanian di daerah berkembang. Kita tidak boleh hanya bicara di atas kertas, tetapi harus turun dan bergerak bersama petani,” tegas Amran.

Diskusi ini lebih dari sekadar pertemuan formal. Ia menjadi jembatan antara mahasiswa, sebagai calon pemimpin masa depan, dengan pemegang kebijakan yang menentukan arah pertanian Indonesia.

Para peserta pulang dengan keyakinan bahwa ketegasan Menteri Amran bukan sekadar retorika, melainkan komitmen nyata dalam membangun pertanian yang lebih kuat dan berdaya saing.

Di tengah derasnya tantangan global, satu hal yang pasti: optimisme masih tumbuh subur di hati para mahasiswa pertanian Indonesia.

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini