Sinar Tani, Jakarta — Pengurus Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) periode 2022-2027 telah resmi dilantik oleh Ketua Umum MPPI, Herman Khaeron, Rabu (30/11). MPPI secara tegas berkomitmen siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi perbenihan Indonesia.
Problem perbenihan dan perbibitan masih belum terurai dengan baik. Padahal, bibit dan benih merupakan bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan, hortikultura, bahkan perikanan.
“Benih unggul, benar benar memberikan peningkatan produktivitas. Tanpa benih unggul, produktivitas takkan tercapai. Khususnya bagi pangan, ” ungkap Ketua Umum Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI), Herman Khaeron dalam Pengukuhan Dewan Pengurus MPPI, yang digelar MPPI bersama TABLOID SINAR TANI di Kantor PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Jakarta, Rabu (30/11).
Herman merinci, masih ada 20-30 persen kebutuhan benih bagi pelaku utama seperti petani dan pembudidaya ikan yang justru terpenuhi oleh benih asalan dengan kualitas apa adanya. “Kalau kita mau ekstensifikasi, intensifikasi tentunya membutuhkan benih bermutu yang banyak, ” tegasnya.
Karena itu, sebanyak 70 orang pengurus MPPI yang baru dilantik tersebut, sebagian besar sebagai praktisi akademisi dan peneliti bidang perbenihan dan perbibitan di Tanah Air, menjadi jangkar perbenihan dan Perbibitan Indonesia. “Kita bisa mandiri dan berdaulat benih serta tidak bergantung pada impor, ” tuturnya.
Herman mengakui, pengembangan benih dan bibit bermutu membutuhkan teknologi. Berrbagai hasil riset dan teknologi dari luar negeri beberapa diantaranya sudah terbukti bisa mendorong produksi yang lebih produktif. Semakin mampu berinovasi dan mengembangkan teknologi perbenihan, semakin bisa menguasai sektor apapun.
Karenanya, tekad MPPI untuk kemandirian benih bukan saja mampu untuk memenuhi kebutuhan Indonesia tetapi juga dunia. Apalagi di era berlakunya perdagangan bebas, peningkatan daya saing komoditas pertanian menjadi strategi utama peningkatan produktivitas dan mutu hasil pertanian.
Tak bergerak sendiri, MPPI juga mengembangkan kerjasama dengan Kementerian BUMN untuk menggerakkan inovasi teknologi serta kolaborasi penyediaan perbenihan Nasional. “MPPI juga membuka ruang-ruang bisnis, termasuk sistem perbenihan yang lebih adaptif dan terkolaborasi dengan stakeholders yang ada, ” tuturnya.
Hal nyata ini terlihat saat Menteri BUMN, Erick Tohir mulai terbuka berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memajukan sektor pangan dan pertanian. Menurutnya Kementerian BUMN yang sedang berkomitmen menciptakan ekosistem pangan untuk semua pihak yang terlibat. “Kerjasama BUMN private sector, peneliti maupun pelaku petani. Tidak kalah pentingnya adalah ekosistem UMKM untuk hilirisasi produk, ” jelasnya.
Kementerian Pertanian Gandeng KPK untuk Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Pemberantasan Korupsi
Sinkronisasi Data Tanaman Pangan se-Kalsel Digelar di Banjarmasin
Bertemu Wamentan Sudaryono, Dubes Australia Sampaikan Komitmen Dukung Swasembada Pangan Indonesia