Sinar Tani, Jakarta — Badan Pusat Statistik (BPS) segera menggelar kegiatan Sensus Pertanian. Sensus ini dibutuhkan guna menjadi data statistik dasar sektor pertanian yang lengkap dan menyeluruh. Dengan demikian, hasil Sensus Pertanian ini diharapkan dapat menjadi landasan yang valid dalam perumusan kebijakan di bidang pertanian.
Seperti diketahui, kelengkapan data pertanian berkembang sangat dinamis. Karena itu, Sensus Pertanian ini untuk menjawab kebutuhan data yang akurat baik di level nasional maupun internasional. Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, penyelenggaraan sensus dilakukan setiap 10 tahun sekali, termasuk Sensus Pertanian pada setiap tahun berakhiran angka 3.
Karenanya pada tahun 2023 ini, pemerintah kembali menggelar Sensus Pertanian yang menjadi tugas dan tanggung jawab BPS. Sensus Pertanian 2023 ini akan menjadi Sensus Pertanian yang ke-7. Adapun tujuan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) untuk menyediakan data struktur pertanian, terutama untuk unit-unit administrasi terkecil. Nantinya hasil sensus ini menjadi tolok ukur statistik pertanian.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono dalam laporannya di Pencanangan ST2023 oleh Presiden RI di Istana Negara beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa selama ini data sektor pertanian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan sesuai tema tahun ini, sensus pertanian terus berfokus pada kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Margo mengatakan, tujuan utama sensus ini adalah menyediakan data terkait kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif sampai wilayah terkecil. Selanjutnya, data tersebut dapat digunakan sebagai acuan targeting program pemerintah di bidang pertanian.
“Hasil Sensus Pertanian 2023 diharapkan dapat dijadikan landasan yang valid dalam perumusan kebijakan di bidang pertanian,” ungkap Margo pada Peluncuran Sensus Pertanian 2023 di Istana Presiden, beberapa waktu lalu.
Selain itu, menurut Margo, tujuan lain Sensus Pertanian ini yakni untuk menyediakan kerangka sampel survei-survei pertanian lanjutan. Sesuai jadwal, sensus ini akan dilaksanakan mulai 1 Juni hingga 31 Juli 2023 dan mencakup tujuh sub sektor utama seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan jasa pertanian. Dari Sensus Pertanian 2023 juga menghasilkan informasi-informasi strategis seperti klasifikasi kegiatan urban farming, identifikasi petani milenial, luas lahan pertanian menurut penggunaan, jenis kepemilikan , dan diirigasi, penyediaan basis data UMKM di sektor pertanian dan lain sebagainya.
Sebenarnya ST2023 sudah dimulai sejak tahun 2021 dan direncanakan seluruh kegiatan akan berakhir tahun 2024. Salah satu tahapan penting dalam ST2023 adalah pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2023 mendatang. Kegiatan pengumpulan data ini melibatkan banyak petugas baik dari organik BPS maupun mitra.
Margo mengatakan, nantinya semua warga yang melakukan kegiatan pertanian akan didata. Untuk itu ia berharap bagi warga yang didatangi petugas sensus bisa menerima dan memberikan informasi yang sebenar-benarnya.
Seperti diketahui, sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, pembangunan dan perekonomian indonesia. Saat Covid-19 dan ekonomi indonesia terkontraksi minus 2,07 persen, nyatanya sektor pertanian tetap tumbuh positif di angka 1,77 persen pada tahun 2020.
Kemudian tahun 2021 juga tumbuh 1,87 persen dan tahun 2022 tumbuh 2,25 persen. Pertumbuhan tersebut memberikan kontribusi pada perekonomian nasional sebesar 12,40 persen. Disisi lain, sektor pertanian juga mampu menyerap 40,69 juta orang atau 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023.
“Keberhasilan Sensus Pertanian 2023 ini tentu memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Secara khusus kami sampaikan terimakasih kepada Kementerian Pertanian atas dukungan dan kolaborasi yang sangat baik hingga saat ini,” kata Margo. Tidak hanya sampai di situ, Sensus Pertanian juga didukung oleh berbagai Kementerian dan Lembaga terkait lainnya seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Asosiasi dan organisasi di bidang pertanian turut hadir menyukseskan Sensus Pertanian 2023 seperti KTNA, GAPKI, GAPKINDO, APHI, AP2HI, ATI, dan AGI.
Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya pendataan Sensus Pertanian sebagai pijakan data bersama dalam mewujudkan program pemerintah. Presiden berharap agar pelaksanaan sensus ini digelar selama 5 tahun sekali.
“Kita tahu untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang tepat butuh data yang akurat. Apalagi sektor pertanian ini melibatkan hajat hidup orang banyak, sehingga kita butuh akurasi data. Sekali lagi saya mendukung Sensus Pertanian ini dan saya minta seluruh pelaku kepentingan di sektor pertanian menyukseskan sensus ini,” katanya.
Reporter : Humas BPS
Kementerian Pertanian Gandeng KPK untuk Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Pemberantasan Korupsi
Sinkronisasi Data Tanaman Pangan se-Kalsel Digelar di Banjarmasin
Bertemu Wamentan Sudaryono, Dubes Australia Sampaikan Komitmen Dukung Swasembada Pangan Indonesia