Sinar Tani, Jakarta — Sensus Pertanian 2023 (ST2023) yang dimulai pada 1 Juni-31 Juli ini, diharapkan hasilnya akan mewujudkan satu data pertanian Indonesia, sehingga pemerintah menjadi optimal dalam menentukan kebijakan di bidang pertanian.
Badan Pusat Statistik (BPS) kembali menggelar Sensus Pertanian yang dilaksanakan tahun 2023. Salah satu tahapan penting dalam Sensus Pertanian 2023 (ST2023) adalah pengumpulan data yang dilakukan pada 1 Juni-31 Juli 2023.
Adapun tema yang diangkat adalah Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani.
ST2023 merupakan sebuah langkah untuk mewujudkan satu data pertanian. Sehingga hasil dari ST2023 ini dapat dibagi dan dipakai oleh berbagai pihak, pada akhirnya penggunaan data ini menjadi optimal untuk penentuan kebijakan di bidang pertanian.
Sensus ini bertujuan menyediakan data secara komprehensif sampai wilayah terkecil. Melalui ST2023 akan menghasilkan potret perubahan struktur pertanian Indonesia, menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan, serta menyediakan data yang digunakan sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian.
Data yang dihimpun dalam Sensus Pertanian 2023 meliputi luas lahan pertanian menurut penggunaan jenis kepemilikan dan irigasi; penyediaan basis data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian, dan lainnya.
Data yang akan dihasilkan dalam Sensus Pertanian ke-7 ini guna mengetahui struktur pertanian, petani gurem, menjawab indikator SDGs pertanian, small scale food producer (petani skala kecil) sesuai standar FAO, geospasial statistik pertanian serta manajemen pertanian baik kelembagaan maupun adopsi teknologi informasi dan komunikasi.
Pada Sensus Pertanian 2023 ada tujuh cakupan subsektor pendataan. Cakupan subsektor tersebut adalah Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan dan juga Jasa Pertanian. Selain itu, responden yang akan didata meliputi Usaha Pertanian Perorangan (UTP), Usaha Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) dan Usaha Pertanian Lainnya (UTL).
Data yang diperoleh menjadi sangat penting bagi Indonesia yang merupakan negara agraris. Data dan informasi yang akurat merupakan hal yang sangat penting untuk membuat perencanaan dan evaluasi pembangunan khususnya di bidang pertanian.
Sudah menjadi rahasia umum permasalahan yang terjadi di setor pertanian dan pangan kerap kali disebabkan minimnya ketersediaan data untuk menunjang keputusan yang tepat bagi pelaku sektor pertanian. Karenanya, salah satu tantangan mewujudkan pertanian Indonesia yang maju yakni ketidakmerataan data dan ketidakseragaman informasi data. Diharapkan ST2023 dapat menjawab tantangan tersebut.
Sebelumnya Presiden Jokowi dalam acara Pencanangan Pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 di Istana Presiden, beberapa waktu lalu, menyampaikan pentingnya pendataan Sensus Pertanian sebagai pijakan data bersama dalam mewujudkan program pemerintah.
“Kita tahu untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang tepat butuh data yang akurat. Sering kita kedodoran di sini. Lahan pertanian kita berapa? Butuh pupuk berapa? Sering data itu tidak siap dan akurat,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pencanangan Pelaksanaan Sensus Pertanian Tahun 2023 di Istana Negara, Jakarta, Senin 15 Mei 2023.
Presiden Jokowi meminta agar data pertanian selalu diperbarui. Karena banyaknya data yang belum diperbarui, mengakibatkan pemerintah sering ‘kedodoran’ terkait akurasi dan ketepatan data.
Reporter : Humas BPS
Kementerian Pertanian Gandeng KPK untuk Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Pemberantasan Korupsi
Sinkronisasi Data Tanaman Pangan se-Kalsel Digelar di Banjarmasin
Bertemu Wamentan Sudaryono, Dubes Australia Sampaikan Komitmen Dukung Swasembada Pangan Indonesia