Sinar Tani, Padang — Setelah melalui rembug utama, perwakilan KTNA Provinsi dan disetujui oleh Ketua Umum KTNA Nasional, memilih Provinsi Gorontalo untuk menjadi tuan rumah PENAS XVII yang akan diselenggarakan tahun 2026.
Rembug Utama KTNA dalam rangkaian PENAS XVI berlangsung dengan cukup alot untuk menentukan Tuan Rumah PENAS XVII selanjutnya yang diadakan tahun 2026 mendatang.
“Dalam aturan KTNA, PENAS diadakan paling sedikit jaraknya 3 tahun dari PENAS sebelumnya, maksimal 6 tahun dari sebelumnya, ” sebut Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor ketika memimpin Rembug Utama yang mengundang pimpinan dan anggota KTNA seluruh Indonesia, Jumat (09/06).
Untuk menentukan Tuan Rumah PENAS, Yadi menuturkan masing-masing daerah harus mendapatkan rekomendasi langsung dari Gubernur setempat.
“Karena PENAS ini ajang Nasional sehingga perencanaan serta pelaksanaannya mendapatkan ijin langsung dari Gubernur, ” tambahnya.
Adapun surat rekomendasi untuk menjadi Tuan Rumah PENAS KTNA yang ditandatangani langsung oleh Gubernur masing-masing adalah Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Gorontalo.
Masing-masing Ketua KTNA Provinsi se Indonesia kemudian menentukan pilihannya. Setelah mendengarkan paparan kesiapan dan ketersediaan masing-masing calon Tuan rumah.
Menariknya, untuk paparan Provinsi Sumatera Selatan, Gubernur Herman Deru yang memang hadir menjadi penerima penghargaan Adibakti Tani Nelayan 2023, menjadi keynote pemaparan potensi dan kesiapan Sumsel.
“Siapa yang tidak mengenal Sumatera Selatan, kami sudah sering menjadi tuan rumah perhelatan Nasional. Kami juga memiliki banyak lokasi yang bisa memfasilitasi PENAS,” sebutnya.
Sayangnya, dari hasil pemilihan, Sumatera Selatan hanya mendapatkan 3 suara saja untuk menjadi tuan rumah PENAS XVI.
Pilihan terbanyak, 14 suara jatuh kepada Provinsi Gorontalo yang dikenal dengan julukan Serambi Madinah.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, membeberkan tiga argumen yang kuat mengapa Gorontalo layak menjadi tuan rumah PENAS KTNA.
Pertama, Gorontalo menawarkan keindahan alam yang memukau dan kaya dengan sumber daya alam yang melimpah. Keindahan dan keanekaragaman alamnya akan memberikan pengalaman yang unik bagi para peserta Penas KTNA.
Kedua, sebagai tuan rumah PENAS KTNA XVII , Gorontalo akan menjadi wakil dari wilayah timur Indonesia.
“Dua kali sudah dilakukan di wilayah barat Indonesia, selanjutnya di wilayah Indonesia Timur, ” sebutnya.
Terakhir, Gorontalo memiliki keunikan tersendiri karena berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur.
Dengan potensi pertanian yang luar biasa, Gorontalo memiliki peluang untuk menjadi lumbung pertanian yang strategis bagi ibu kota negara. Ini akan memperkuat ketahanan pangan dan memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan makanan di tingkat nasional.
Dengan argumen-argumen yang meyakinkan ini, Gorontalo benar-benar menjadi pilihan yang unik dan menarik sebagai tuan rumah Penas KTNA berikutnya.
Ketua KTNA Gorontalo, Arjun Mogulaingo pun menyambut baik keputusan ini dengan hati senang. “Akhirnya Provinsi Gorontalo terpilih menjadi Tuan Rumah PENAS XVII di tahun 2026,” ucapnya bangga.
Mengenai lokasi persis penyelenggaraan PENAS XVII mendatang, Arjun menyebutkan akan digelar di Kecamatan Limboto yang memang dikenal sebagai sentra pertanian di Gorontalo.
Secara nasional, Gorontalo pun dikenal sebagai produsen Jagung dan Kelapa. Bahkan, Gorontalo tengah mendorong sektor peternakan, dari hasil jagung menjadi pakan ternak.
“Kita sudah berpengalaman mengadakan event Nasional, salah satunya yang terbaru adalah Asian Minifootball 2023,” tambahnya.
Setelah sebelumnya mundur menjadi Tuan Rumah PENAS XVI, Provinsi Bangka Belitung kini harus menerima keputusan rembug yang memilih Gorontalo untuk menjadi tuan rumah PENAS XVII tahun 2026.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdhoni mengaku telah berbuat maksimal untuk mempromosikan kesiapan Babel sebagai tuan rumah kegiatan rutin tiga tahunan itu.
“Tapi begitulah hasilnya. Kita belum berhasil. Karena rembug gagal mencapai kesepakatan maka divoting,” kata Edi.
Namun Edi minta para pengurus KTNA Babel untuk tidak berkecil hati. Ia mengatakan jika masih ada kesempatan untuk mengajukan diri kembali sebagai tuan rumah PENAS untuk tahun – tahun berikutnya.
“Gorontalo ini pun sudah 3 kali mengajukan diri sebagai tuan rumah baru berhasil,” ujar Edi.
KTNA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Jawarno KS SIP mengaku legowo menerima keputusan Nasional mengenai Tuan Rumah PENAS KTNA.
“Ini akan menjadi lecutan bagi kami untuk meningkatkan upaya kami agar sektor pertanian dan SDM Pertanian kami bisa muncul di kancah nasional, sehingga tidak akan ragu lagi untuk datang ke Babel,” tuturnya.
Jadi, siapkah diri Anda untuk kembali berkumpul di Bumi Serambi Madinah 2026 mendatang!
Kementerian Pertanian Gandeng KPK untuk Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Pemberantasan Korupsi
Sinkronisasi Data Tanaman Pangan se-Kalsel Digelar di Banjarmasin
Bertemu Wamentan Sudaryono, Dubes Australia Sampaikan Komitmen Dukung Swasembada Pangan Indonesia