Sinar Tani, Ungaran — Musim hujan tiba, pemupukan sayuran dan tanaman obat perlu strategi khusus, berikut ini saran dari Technical Support DGW agar tanaman tetap subur dan hasil panen optimal di tengah cuaca basah.
Di era ini, petani menghadapi berbagai tantangan dalam budidaya tanaman, terutama terkait dengan kesuburan lahan dan pengendalian hama.
Memasuki musim penghujan, tantangan tersebut kian meningkat akibat curah hujan yang tinggi, yang mempengaruhi kelembaban tanah, perkembangan tanaman, serta meningkatkan risiko serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Zenal Asikin, Technical Support DGW, dalam acara Webinar Hybrid bertema “Strategi Efektif Mengelola Benih, Pupuk, dan Pestisida untuk Sayuran dan Tanaman Obat” yang diselenggarakan oleh Sinar Tani di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Provinsi Jawa Tengah (BBPSIP JATENG) pada Minggu (27/10), membahas berbagai strategi untuk mengatasi tantangan ini.
Menurut Zenal, Curah hujan yang tinggi dapat membawa dampak negatif pada kesuburan tanah.
Salah satunya adalah erosi yang menyebabkan lapisan tanah subur atau top soil terkikis dan hilang.
“Selain itu, kelembaban yang tinggi sering kali membuat pH tanah menjadi lebih asam. Kondisi ini kurang ideal bagi sebagian besar tanaman karena dapat menghambat pertumbuhan dan mengurangi kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi,” sebutnya.
Tanaman juga mengalami perubahan metabolisme akibat tingginya kelembaban.
Salah satu efeknya adalah peningkatan produksi klorofil, yang dapat mengganggu keseimbangan metabolisme tanaman.
Tanaman menjadi lebih berair atau sukulen, yang meningkatkan risiko pembusukan jika tidak terkontrol dengan baik.
Selain itu, tanaman yang mengalami kelembaban berlebih sering kali lebih mudah rebah, terutama sayuran dengan batang yang lembut.
Pada buah-buahan, kondisi kelembaban tinggi sering kali menyebabkan buah pecah, yang berdampak pada penurunan kualitas dan daya jual hasil panen.
Untuk mengatasi kendala ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam persiapan lahan dan manajemen pemupukan agar produktivitas pertanian tetap terjaga.
Zenal Asikin menjelaskan, langkah awal yang penting adalah melakukan persiapan lahan secara optimal, ditambah pengolahan lahan yang baik dapat membantu meningkatkan aerasi atau sirkulasi udara dalam tanah, sehingga air tidak mudah menggenang dan risiko kerusakan tanaman berkurang.
Selain itu, pengolahan yang baik juga membantu memperbaiki struktur tanah sehingga lebih mudah ditembus akar tanaman.
Jurus Kunci Pemupukan
Penggunaan pupuk organik dengan kandungan kalium (K) tinggi juga dapat menjadi solusi dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kondisi basah.
“Kalium berperan penting dalam membantu tanaman menyesuaikan diri terhadap stres lingkungan, termasuk kelembapan berlebih di musim hujan. Di samping itu, pemberian kation basa seperti kalsium dan magnesium dapat membantu meningkatkan pH tanah, mengurangi tingkat keasaman yang biasanya meningkat saat musim hujan, dan mendukung kesehatan akar tanaman,” bebernya.
Selain itu, penyediaan unsur hara penting seperti fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan boron (B) sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
“Unsur-unsur ini berperan dalam memperkuat struktur tanaman, meningkatkan efisiensi fotosintesis, dan memperkuat daya tahan terhadap serangan penyakit yang rentan muncul pada kondisi lembab,” tambahnya.
Zenal sendiri menekankan, manajemen pemupukan yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi musim penghujan.
Hal ini dimulai dengan menggunakan metode aplikasi pupuk yang efisien, seperti pemupukan berlapis atau dengan cara menanam pupuk secara langsung ke dalam tanah untuk mengurangi kemungkinan larutnya pupuk akibat air hujan.
Waktu pemberian pupuk juga harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman agar hasil yang diperoleh optimal.
Dimana Pemupukan yang dilakukan pada saat yang tepat akan memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan sesuai dengan tahap pertumbuhannya, seperti fase vegetatif atau fase generatif.
Bentuk dan jenis pupuk juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan tanaman serta kondisi tanah.
Misalnya, di musim hujan, penggunaan pupuk granul atau yang lambat terurai lebih disarankan karena dapat bertahan lebih lama di tanah meskipun terkena hujan.
Sementara itu, dosis pupuk yang diberikan sebaiknya sesuai dengan rekomendasi agar tanaman tidak kelebihan atau kekurangan nutrisi.
Kelebihan pupuk, terutama yang mengandung nitrogen, dapat merusak tanaman dan menyebabkan pemborosan.
Memilih jenis pupuk yang sesuai, baik itu pupuk organik atau anorganik, juga penting untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang diperlukan tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem tanah.
Kombinasi antara pupuk organik dan anorganik dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, sementara pupuk organik juga membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dengan melakukan persiapan lahan dan manajemen pemupukan yang tepat, tantangan musim penghujan dapat diatasi dengan lebih baik. Hal ini akan membantu petani menjaga produktivitas tanaman meskipun kondisi cuaca tidak ideal.

Baca juga
Finest Online Slot Websites: A Comprehensive Guide
Checking out the World of Offline Slots: A Comprehensive Guide
Free Blackjack Games for Fun: Play and Boost Your Abilities