Janji-janjimu itu, Bah
Bikin aku CERIA campur CURIGA
Terlalu manis, bikin aku terkaget-kaget
Entah madu atau racun yang baik bagi yang diabet
Dan otaknya sering macet
Pebruari ini banyak sekali lalat pasang perangkap
Dan kau tahu, rakyatmu banyak mengharap
Di simpang jalan kulihat fotomu gagah berucap mantap
Nanti tak ada lagi miskin dan pengemis
Banyak bantuan gratis
Hidup bak negeri di awan, di awang-awang
Mimpimu serasa nyata…. dunia serasa surga…..
Itu katamu amanah, karena jadi wakil para jelata
Janjimu semuanya tentang rencana belanja
Membeli, memberi, membagi-bagi
Sementara kamu belum tahu uangnya dari mana
Bagaimana mencarinya, itu kamu tak cerita
Ah kita memang dianggap dungu dan pelik susah dididik
Buta hati, miskin rasa, tak mungkin ngerti politik
Harganya juga murah, mudah dibeli dan diakali
Cukup 200 rebu perak, kita sukacita bersorak
Berjudi, menjual nasib, membeli janji dalam hidup penuh gejolak
Tapi mari kita optimis
Ada harapan tipis
Mungkin kelak hidup kita serasa di pesta-pesta
Didayu lagu, berisik musik, liukan joget, gelak lawak dan sandiwara
Karena wakil kita bukan hanya politisi
Tapi banyak artis, penyanyi dan pelawak pengendur syahwat
Zaman debat dan rapat-rapat itu sudah lewat
Yang penting singkat dan cepat, setuju dan sepakat
Mari kita berharap dan berdoa jangan pernah ragu
Ikuti Pemilu lambang demokrasi itu
Turuti bisikan nurani, pilih wakil sesuai kata hatimu
Peganglah janji abadi, Padamu negeri
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
Memed Gunawan
Pasarminggu, 1 Pebruari 2004
Baca juga
Bioamelioran, Hidupkan Lahan Kering untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Kelor, Hadapi Ancaman Indonesia Emas 2045
Musim Hujan Tiba, Perhiptani Cabang IV Wilayah Pantar Siap Dampingi Petani